Sektor Wisata Semarang Mulai Menggeliat, Pengelolaan Homestay Dioptimalkan
Semarang, Jatenga,com – Seiring melandainya kasus Covid-19, sekotr pariwisata di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mulai menggeliat.
Selain itu, ada tren cukup unik di Kabupaten Semarang, dimana para wisatawan lebih cenderung suka menginap di rumah warga setempat dibandingkan di hotel atau penginapan resmi lainnya.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola homestay dan warga sekitar tempat wisata, yang akan membuka usaha serupa. Potensi ini layak dikembangkan, sebagai salah satu usaha ekonomi kreatif,” tutur Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kabupaten Semarang, Heru Subroto pada pembukaan pelatihan pengelolaan homestay di Wijaya Kusuma Hall Hotel Nuwis, Bandungan, Selasa (25/10/2022).
Untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan calon dan para pengelola homestay, Disparta Kabupaten Semarang menggelar pelatihan pengelolaan homestay atau pondok wisata.
- PLTU Berkapasitas 15 GW Akan Segera Dipensiunkan, Beralih ke Energi Terbarukan
- ESG Award: Penghargaan TrenAsia ESG Excellence 2022 Kategori SOE Bank Diraih BTN
- Baznas Jateng Telah Beri Bantuan Pembangunan 665 Masjid dan 319 Mushala
Menurut Heru Subroto, melalui pelatihan tersebut, diharapkan dapat memicu masyarakat sekitar untuk membuat tujuan wisata yang kreatif berbasis kearifan lokal.
Terkait pengelolaan homestay yang ada di desa wisata, pihaknya akan terus memberikan pembinaan. Tujuannya, agar fungsi homestay dapat maksimal, mendukung pengembangan desa wisata.
Wakil Bupati Semarang, Basari meminta, para pengelola homestay tidak minder dengan keberadaan hotel berbintang yang ada. Menurutnya, daya tarik homestay yang menonjolkan pengalaman autentik di desa wisata, menjadi hal yang dicari para wisatawan.
“Pengelola homestay harus memiliki kemampuan melayani wisatawan dengan baik. Sehingga, mereka memiliki kesan baik dan tinggal lama di sana,” katanya.
Kepala Bidang Industri Pariwisata Disparta KabupatenSemarang, Prasetyo Giri Nugroho menjelaskan, pelatihan diikuti 50 orang pengelola dan calon pengelola homestay.
Mereka akan mendapat pengetahuan tentang peran dan fungsi homestay dalam sistem kepariwisataan, standar pengelolaan, dan pemasaran homestay secara digital.
“Saat ini, ada 13 homestay yang resmi terdaftar di Dinas Pariwisata. Selain itu, ada sekitar seratusan lainnya yang dikelola secara mandiri oleh warga,” katanya. (-)