RSUD dr Moewardi Solo Sukses Lakukan Fetoskopi Laser Ablasio Janin Kembar
Solo, Jatengaja.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Solo sukses melakukan tindakan Fetoskopi Laser Ablasio terhadap janin kembar twin-twin transfusion syndrome.
Divisi Fetomaternal KSM Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr Moewardi Solo sukses melakukan tindakan Fetoskopi Laser Ablasio terhadap janin kembar twin-twin transfusion syndrome dengan usia kandungan 22 minggu.
Dilansir dari jatengprov, Kamis 31 Oktober 2024, prestasi ini menjadikan RSUD dr. Moewardi menjadi rumah sakit pertama di Jawa Tengah yang sukses melakukan tindakan Fetoskopi Laser Ablasio terhadap janin kembar.
- Dorong UMKM Bersertifikat Halal, BRI dan LPPOM MUI Beri Pendampingan Langsung
- Telkom Tutup Kuartal III 2024 dengan Bukukan Pendapatan Konsolidasi Rp112,2 Triliun
- Siswa SMK Semarang dan Kendal Ikuti Pelatihan Cyber Security & Ethical Hacking
- Indibiz Gelar Workshop Keamanan Jaringan untuk Tingkatkan Kesadaran Digital
- Sukses Gelar CJIBF 2024, Jateng Siap Menjadi Pionir Transformasi Ekonomi Berkelanjutan
Direktur RSUD dr Moewardi Solo, Dr. Cahyono Hadi menjelaskan, twin-twin transfusion syndrome terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan aliran darah antara dua janin, yang dapat menyebabkan satu janin memperoleh darah dari yang lain.
Kondisi bisa menimbulkan risiko kematian untuk keduanya, termasuk hemodilusi maupun dehidrasi dalam salah satu janin.
“Prosedur Fetoskopi Laser Ablasio bertujuan untuk memutus pembuluh darah yang menimbulkan permasalahan tersebut, sekaligus mengurangi dampak kerusakan organ pada janin,” katanya
Menurut Cahyono kasus twin-twin transfusion syndrome sebenarnya merupakan kejadian langka, yakni satu dari 5.000 kehamilan. Pihaknya menemukan kasus tersebut kali pertama melakukan Fetoskopi Laser Ablasio pada dengan usia 22 minggu, dengan pengampuan Tim Kemenkes RI dari RSAB Harapan Kita Jakarta di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Dr Moewardi, pada akhir September lalu.
Fetoskopi Laser Ablasio, ujar Cahyono, dilakukan dengan memasukkan teropong fiber optik canggih ke dalam rahim, untuk mengidentifikasi pembuluh darah penghubung pada permukaan plasenta yang kemudian diputus dengan ablasi laser.
“Kami melakukan Fetoskopi Laser Ablasio mulai pukul 10.00 hingga 12.30 WIB. Sekitar 2,5 jam pascatindakan, perut ibu sudah tidak kencang-kencang, tidak terjadi rembes ketuban, dan gerak janin aktif. Kemudian dari hasil evaluasi hari ketiga pasca tindakan, ketimpangan arus darah pada kedua janin sudah membaik,” jelasnya.
Prosedur ini, lanjut Cahyono hanya memerlukan sayatan tunggal sepanjang tiga milimeter dan dilakukan dengan persiapan matang, khususnya pemetaan lokasi kedua janin, sekat ketuban, plasenta, serta pembuluh darah penghubung, menggunakan teknik ultrasonografi yang canggih dan kompleks.
“Kami melakukan evaluasi beberapa minggu untuk memastikan keberhasilannya. Kemarin kontrol pascatindakan, kondisinya bagus,” tandasnya.
Tindakan Fetoskopi Laser Ablasio melibatkan lima dokter dari RSUD dr Moewardi, didampingi tiga dokter dari RSAB Harapan Kita, dipimpin Kepala Divisi Fetomaternal RSDM Dr dr M. Adrianes Bachnas SpOG Subsp KFm
Cahyono menyampaikan, di Indonesia, yang mampu melaksanakan tindakan Fetoskopi Laser Ablasio baru enam rumah sakit. Yaitu, RSAB Harapan Kita dan RSUPN Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RSUP Adam Malik (Medan), serta RSAL Dr Ramelan dan RSUD Dr Soetomo (Surabaya).
“Dengan bertambahnya layanan itu di RSUD dr Moewardi Solo, berarti menjadi tujuh rumah sakit,” tandasnya.
- Kerja Sama Strategis BRI dan BKN Jadi Langkah Baru untuk Tingkatkan Layanan Keuangan
- BRI Komitmen Bantu Pelaku UMKM dan Petani Durian di Pekalongan
- GSMA M360 Digital Nations Awards 2024, Telkom Peroleh Penghargaan Internasional
Dari data epidemiologi, imbuh Cahyono, ada lebih dari 1.000 kasus ini di Indonesia per tahunnya yang memerlukan pertolongan. Bukti ilmiah menunjukkan Fetoskopi Laser Ablasio mampu menyelamatkan lebih dari 80 persen kasus, dibandingkan tanpa tindakan dengan angka keselamatan kurang dari 5 persen.
Dengan Fetoskopi Laser Ablasio selain menyelamatkan janin dari kematian, juga dapat mengurangi risiko kerusakan organ, sehingga janin berpeluang lebih besar untuk dapat berkembang tanpa gangguan neurologis, jantung, maupun fungsi kelenjar.
“Tindakan Fetoskopi Laser Ablasio ini menjadi terobosan besar bagi RSUD dr Moewardi sebagai Rumah Sakit Paripurna, yang mampu menyelenggarakan Prenatal Diagnosis dan Fetal Terapi berkelas dunia, untuk mendatangkan kemanfaatan bagi masyarakat khususnya Solo dan Jawa Tengah,” ujar Cahyono. (-)