Piknik Mandiri, Tetap Hepi di Masa Pandemi
Semarang, Jatengaja.com - Pandemi yang berlangsung hampir dua tahun ini, membuat sektor pariwisata nyaris lumpuh karena objek wisata ditutup. Namun demikian, saat ini sejumlah objek wisata di berbagai kota yang statusnya telah level dua, sudah mulai dibuka dengan berbagai persyaratan ketat.
Akibat penutupan objek wisata, masyarakat pun harus lebih banyak di rumah, dan tidak bepergian untuk piknik. Pun demikian, ada cara untuk tetap hepi namun tidak ke objek wisata. Hal itulah yang dilakukan Nano Riyawan (42), warga Kota Semarang. Selama ini, dirinya mengaku bepergian bersama keluarga menikmati keindahan alam dengan caranya sendiri.
“Kami bepergian, namun tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kami tidak ke tempat wisata, namun mencari tempat piknik sendiri, istilahnya piknik mandiri,” tuturnya kepada Jatengaja.com.
Nano bercerita, sejak dirinya memiliki mobil Vitara berpenggerak empat roda (4WD), bersama keluarganya dia sering menjelajah berbagai daerah yang tak banyak dikunjungi orang. Dengan begitu, dirinya bersama keluarga tetap bisa menikmati keindahan alam dan jarang bertemu dengan orang lain guna menekan penyebaran Covid-19.
“Biasanya kami masuk hutan, sedikit offroad yang fun, lalu mencari spot di tengah hutan. Tempat favorit kami biasanya tepian sungai yang jernih. Di tempat tersebut, kami kemudian masak memasak dan anak-anak bermain air di tepi sungai. Ini pengalaman yang sungguh menyenangkan,” tutur Nano.
Sebuah Kenikmatan
Hal senada diutarakan Joko (44), Warga Kota Semarang, yang juga kerap melakukan piknik mandiri bersama keluarganya. Dengan mobilnya yang juga 4x4, Joko mengaku kerap bepergian ke tengah hutan untuk mencari hiburan yang jauh dari keramaian.
“Sebenarnya tidak harus menggunakan mobil 4WD, ketika menggunakan mobil biasa (bukan 4WD-Red), maka kami akan mencari lokasi yang bisa dilalui dengan kendaraan berpenggerak 2WD. Yang penting bukan ke objek wisata, jadi tidak banyak bertemu orang, tidak berkerumun,” katanya.
Menurutnya, keasyikan yang dirasakan adalah ketika memasak aneka makanan yang bahan-bahannya telah disiapkan dari rumah. Sembari memasak, anak-anak bisa bermain tentunya tetap dengan pengawasan dari orang tua.
“Ketika menikmati secangkir kopi di tepian hutan, sembari melihat indahnya pemandangan alam, inilah kenikmatan yang hakiki,” tuturnya. (-)