Perekonomian Jawa Tengah Triwulan I 2025 Tetap Kuat, Tumbuh 4,96 Persen
Semarang, Jatengaja.com – Perekonomian di Jawa Tengah (Jateng) pada triwulan I (Januari-Maret) 2025 tetap kuat, tumbuh sebesar 4,96 persen (year to year/yoy) di tengah peningkatan ketidakpastian global.
Deputi Kepala Kantor Bank Indonesia ((BI) Jateng, Andi Riena Sari menjelaskan berdsarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Mei 2025 mencatatkan pertumbuhan ekonomi Jateng pada triwulan I 2025 tumbuh sebesar 4,96 persen (yoy).
”Relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang juga tumbuh sebesar 4,96 persen (yoy), namun lebih tinggi dibandingkan perekonomian Nasional yang tumbuh sebesar 4,87 persen (yoy),” katanya dalam keterangn, Kamis 5 Mei 2025.
- BI Rilis April 2025 Jateng Alami Inflasi Sebesar 1,38 Persen, Menurunkan dari Bulan Sebelumnya
- Kebijakan Manajemen Risiko yang Efektif, Kualitas Kredit BRI Terus Membaik
- Kejuaraan Panahan Berkuda Internasional Digelar Meriah di Sanur, Bali
- Tiket Telkom Digiland 2025 Ludes Terjual
- Bank Arto Moro Dukung Borobudur International Bike Week
Dari sisi pengeluaran, lanjut Riena, konsumsi rumah tangga masih menjadi kontribusi utama pertumbuhan Jateng meski tumbuh melambat.
Pada periode laporan, konsumsi rumah tangga memiliki share sebesar 60,40 persen dari PDRB Jawa Tengah dan tumbuh 4,98 persen (yoy) atau mengalami perlambatan dibanding periode sebelumnya sebesar 5,26 persen (yoy).
Hal tersebut sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Jawa Tengah yang mengalami perlambatan pada triwulan I 2025 sebesar 125,46, lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2024 sebesar 136,09
Lebih lanjut Riena menjelaskan pada konsumsi pemerintah mengalami perbaikan meskipun masih terkontraksi. Konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 1,04 persen (yoy) setelah di periode sebelumnya terkontraksi sebesar 1,96 persen (yoy).
”Membaiknya kontraksi sejalan dengan APBN dan APBD kabupaten dan kota yang terjadi kenaikan 50 persen pada Belanja Pegawai. Namun penurunan yang terjadi pada Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal menahan perbaikan konsumsi pemerintah lebih lanjut,” ujarnya.
Dari sisi lapangan usaha, imbuh Riena sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah berasal dari sektor pertanian yang tumbuh tinggi, yaitu sebesar 15,24 persen (yoy) yang dipengaruhi oleh panen raya beras yang kembali kepada pola musiman pada Maret-April 2025.
Pola panen yang kembali ke pola normal setelah setelah terjadi pergeseran di tahun 2024 akibat anomali cuaca serta bencana banjir di beberapa daerah sentra padi dan hortikultura di Jawa Tengah.
Berdasarkan data Pemprov Jawa Tengah, luas tanam hingga April 2025 mencapai 716 ribu Ha dengan kuantitas panen hingga 4,09 juta ton GKG. Dengan demikian, produksi padi di triwulan I 2025 meningkat 52,70% (yoy) atau 159,29% (qtq).
Ke depan, ekonomi Jateng diperkirakan tetap kuat dengan pertumbuhan akan bersumber dari konsumsi pemerintah seiring dengan pemberlakuan PP Nomor 11 Tahun 2025, yang akan mencairkan gaji ke-13 bagi ASN pada bulan Juni 2025.
- Pendapatan Konsolidasi Telkom Rp36,6 Triliun pada Awal Tahun 2025
- Gubernur DKI Jakarta Dukung Telkom Gelar Digiland 2025
- Kemenag Tunjuk Jateng Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2026, Pembukaan di Semarang
Pemilihan waktu pencairan ini bertepatan dengan awal tahun ajaran baru sekolah, sehingga diharapkan dapat membantu kebutuhan pendidikan anggota keluarga para pensiunan.
Selain itu terdapat potensi peningkatan demand masyarakat seiring dengan momentum Iduladha (Juni 2025) dan liburan sekolah sehingga diperkirakan terjadi kenaikan konsumsi rumah tangga.
“Untuk semakin meningkatkan kinerja ekonomi Jawa Tengah, diperlukan sinergi kebijakan antara Pemerintah Daerah Jawa Tengah dan Bank Indonesia, serta peran aktif dari para pelaku usaha dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif,” ujar Riena. (-)