BPR Arto Morto Buka Money Changer untuk Mendukung Kebangkitan UMKM
Semarang, Jatengaja.com - Semakin terkendalinya Pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia sedang meniti jalan menuju pemulihan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 sebesar 7,07%, jauh lebih baik dibanding kondisi pada triwulan I 2021 yang kontraksi sebesar 0,71% (yoy).
Di samping industri dalam negeri yang semakin menggeliat, seiring dengan pelonggaran kegiatan masyarakat, pelonggaran juga terjadi dalam lalu lintas hubungan internasional. Negara-negara yang menutup pintu masuk karena outbreak pandemi covid-19 mulai membuka diri kembali.
Berbagai program pemerintah telah digagas sejak tahun 2020 guna memberi dukungan bagi UMKM dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan alokasi anggaran untuk Dukungan UMKM hingga mencapai Rp 95,87 triliun.
Program lainnya adalah subsidi bunga, penempatan dana Pemerintah pada bank umum mitra untuk mendukung perluasan kredit modal kerja dan restrukturisasi kredit UMKM, dan penjaminan kredit modal kerja UMKM.
Komitmen mendukung kebangkitan UMKM juga ditunjukkan BPR Arto Moro. BPR Arto Moro merencanakan memperluas dukungan terhadap UMKM melalui pembukaan money changer.
Direktur Utama BPR Arto Moro, Darmawan SSos mengatakan, seiring peningkatan kinerja dan pertumbuhan yang sangat pesat, saat ini BPR Arto Moro sudah berada dalam kelompok BPRKU 2. Berdasar POJK No. 12/POJK.03/2016, BPR Arto Moro sudah bisa melakukan kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) atau biasa disebut sebagai money changer.
Valuta Asing
“Per Oktober 2021, aset BPR Arto Moro mencapai Rp 463 miliar, outsanding kredit Rp 300 miliar, dan simpanan sebesar Rp 288 miliar. Peningkatan aset dan laba ini membuat modal inti BPR Arto Moro juga mengalami peningkatan sehingga masuk ke kategori BPRKU 2. Sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM dan aktivitas perekonomian masyarakat, BPR Arto Moro memohon doa untuk melakukan kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) atau money changer,” kata Darmawan.
Menurut Darmawan, kegiatan ekspor import yang semakin tinggi, lalu lintas bepergian ke dalam dan keluar negeri yang semakin meningkat, serta prospek pariwisata Jawa Tengah yang semakin baik tentu memerlukan dukungan ketersediaan penukaran valuta asing yang optimal.
Sebagai bagian dari rencana pembukaan money changer tersebut, BPR Arto Moro mengirimkan karyawannya untuk mengikuti pelatihan ‘Sukses Membuka Bisnis Money Changer’ yang diselenggarakan oleh ArthEx Consulting di Sentra Eropa, Cibubur, Jawa Barat, belum lama ini.
Dalam pelatihan dengan metode teori dan praktik yang dipandu Agus Widodo selaku CEO & Founder ArthEx Consulting tersebut, dibahas semua materi seputar money changer, dari mulai pembukaan, operasional, pelaporan ke BI, PPAT, pengenalan resiko dan bagaimana cara optimalisasi bisnis money changer.
“Pelatihan dimaksudkan sebagai bagian dari persiapan SDM untuk pembukaan money changer BPR Arto Moro. Mohon doa dan dukungannya agar ikthtiar untuk lebih mendukung UMKM dan ekonomi masyarakat melalui money changer ini berjalan dengan lancar,’ ucap Darmawan.
Agus Widodo, CEO & Founder ArthEx Consulting mengatakan bahwa bisnis money changer tergolong bisnis yang sangat sustain dan merupakan salah satu bisnis yang bisa survive dari dampak pandemi Covid-19.
“Rencana BPR Arto Moro untuk melakukan kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) atau money changer ini sangatlah tepat. Bisnis money changer ini nanti kiranya akan semakin menambah kebermanfaatan BPR Arto Moro bagi masyarakat luas,” kata Agus Widodo. (H23-)