Mendikbudristek Nadiem: Lebih 3.100 Desa di 146 Kabupaten Menjadi Kawasan Pelaksanaan KKN Tematik Wirausaha
SEMARANG, Jatengaja.com - Salah satu program Kampus Merdeka, adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang mengajak mahasiswa berkontribusi langsung mengembangkan potensi daerah.
Sedangkan kegiatan turunan KKN Tematik tersebut adalah KKN Tematik Wirausaha (KKN TKWU). Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim sejak diluncurkan tahun lalu, KKN TKWU telah berkontribusi pada pembangunan ketenagakerjaan dan kewirausahaan inklusif di berbagai daerah.
Hal tersebut disampaikannya pada pidato pembukaan Konferensi Nasional “Sebuah Inisiatif Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan yang Inklusif”, secara daring, Selasa (5/10).
“Berkat kolaborasi Kemendikbudristek dengan USAID, saat ini sudah lebih dari 3.100 desa di 146 kabupaten menjadi kawasan pelaksanaan KKN TKWU. Ke depan, kita akan terus meningkatkan jumlahnya dengan melibatkan lebih banyak mahasiswa,” terang Nadiem seperti dilansir dari siaran pers tertulis Rabu (6/10/2021)
- Pasokan Lahan Perkantoran di Jakarta Membeludak
- Wow, Begini Cara Mudah Download Video Youtube dan Instagram Melalui Savefrom
- Adakah Cara Cek IMEI iPhone 13 yang Dibeli dari Luar Negeri?
Menurut Nadiem, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mendorong mahasiswa mengambil manfaat besar belajar di luar kampus. Mahasiswa akan siap berenang di lautan lepas dengan ombak yang kencang yaitu dinamika dunia kerja dan lingkungan masyarakat. Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan delapan Program Kampus Merdeka dengan jaminan pendanaan dan transfer kredit 20 SKS.
“Karena sifatnya tematik maka lebih terstruktur dan fokus. KKN ini berbeda dari biasanya Mahasiswa peserta KKN TKWU bisa mengembangkan keterampilan untuk menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan,” imbuh Menteri Nadiem.
Dukung KKN
Direktur Kantor Pertumbuhan Ekonomi dan Pendidikan, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for Internasional Development/USAID), Thomas Crehan, mengaku bangga bisa mendukung KKN TKWU.
“USAID mendukung Kemendikbudristek mencapai tujuan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, khususnya untuk memajukan kewirausahaan generasi muda,” ucap Thomas.
Ia menuturkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Kemendikbudristek dan 57 lembaga untuk mengembangkan KKN TKWU.
“Program ini mengizinkan mahasiswa dan dosen untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas kewirausahaan di tengah masyarakat. KKN TKWU juga didukung kuat pemerintah daerah dan mitra-mitra bisnis,” jelasnya.
Thomas mengungkapkan sebanyak 10 mitra perguruan tinggi sudah mengimplementasikan KKN TKWU sejak 2019 dan menyatakan program ini telah mengubah pengalaman belajar puluhan ribu mahasiswa.
“Lebih dari 38 ribu mahasiswa sudah merasakan manfaat KKN TKWU dan mengembangkan keterampilan-keterampilan bisnis dan kepemimpinan yang penting bagi ekonomi modern,” terang Thomas.
KKN TKWU telah membantu meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan komunitas di lebih dari tiga ribu desa di 146 kabupaten.
Apresiasi Swasta
Thomas turut mengapresiasi dukungan sektor swasta pada mahasiswa lewat mentoring dan pelatihan.
“Ini sinyal kolaborasi dan keberlanjutan. KKN TKWU terbukti sudah jadi program kewirausahaan berbasis masyarakat yang ampuh mempromosikan perkembangan positif bagi pemuda dan mendorong keberdayaan dalam lapangan kerja,” tutur Thomas.
Sosialisasi program pun terus dilakukan, salah satunya lewat pengembangan dan digitalisasi modul-modul elektronik yang telah diunggah ke dalam sistem pembelajaran digital Spada Indonesia yang telah diluncurkan bulan lalu.
Menurut Thomas, sistem ini mudah diakses dan dimanfaatkan jutaan mahasiswa, serta dapat diadaptasi perguruan tinggi ke dalam kurikulum dengan mempelajari praktik-praktik baik dari KKN TKWU yang telah diberlakukan berbagai kampus.
“USAID salut akan komitmen Kemendikbudristek untuk terus mendorong kewirausahaan dan peningkatkan keterampilan anak muda, orang dengan disabilitas, dan kelompok-kelompok marjinal,” imbuh Thomas.
Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Diktiristek, Aris Junaidi, mengapresiasi USAID yang mendukung Kemendikbudristek membangun kesadaran kewirausahaan serta menyediakan materi terbuka tentang KKN TKWU yang telah diunggah pada SPADA.
“Tentunya ini menjadi langkah strategis dalam memperluas akses terhadap materi terkait kewirausahaan. Harapannya, konferensi ini memberikan inspirasi dan semangat baru bagi warga pendidikan tinggi dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih baik di instansi masing-masing,” terang Aris.
Spada Indonesia adalah platform pembelajaran daring bagi mahasiswa yang menyediakan ragam konten belajar gratis dan kursus daring dari dan untuk seluruh warga pendidikan tinggi di Indonesia, serta dapat diakses pada laman spada.kemdikbud.go.id.
Sebagai informasi, Mitra Kunci adalah inisiatif USAID untuk mengembangkan ketenagakerjaan inklusif di Indonesia. Berawal di tahun 2017 untuk kurun waktu lima tahun, Mitra Kunci berupaya meningkatkan akses generasi muda usia 18-34 tahun kepada ragam keterampilan, pelatihan, informasi, pengalaman, dan layanan yang relevan, terutama bagi mereka yang kurang mampu dan rentan, termasuk perempuan dan orang-orang dengan disabilitas, di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Tulisan ini telah tayang di halopacitan.com oleh Rahmat Deny pada 07 Oct 2021