Matahari Bangkit Lagi, Sudah Buka 100% Gerai dan Catat Laba Rp438,6 Miliar
Suasana pengunjung berbenja di Matahari Departement Store Mal WTC, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 20 Oktober 2020. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia
undefinedJakarta, Jatengaja.com - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang sempat menutup 117 gerai di seluruh Indonesia dan mengalami kerugian mencapai Rp616 miliar sekarang mulai bangkit lagi.
Pada kuartal III 2021, perusahaan riteal terbesar di Indonesia itu mampu mencatat laba senilia Rp438,6 miliar. Matahari Departement Store juga sudah membuka 100% gerainya.
Manajemen Matahari Departement Store menyebutkan membaiknya kinerja perusahaan tak terlepas dari kebijakan pemerintah yang mulai melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada masa pendemi Covid-19.
- UMKM Desa Bantarbolang Pemalang Kembangkan Sirup dan Selai Dari Rambutan
- MCAS Grup dan SiCepat Tampilkan Volta, Motor Listrik Hemat Energi di Indonesia E-Vehicle Expo
- Evo, Motor Listrik Buatan Jateng Siap Dipasarkan, Sekali Charge Bisa Tempuh 70 Km
“Hal ini mengarah pada kunjungan mal yang semakin tinggi,” mengutip keterbukaan informasi perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 3 November 2021.
Diketahui, pada awal September 2021 Matahari sudah membuka 100% gerainya. Berjalannya waktu, kinerja ini mengalami pemulihan positif hingga berlanjut pada Oktober 2021.
“Pemulihan kinerja Matahari mencapai lebih dari 70 persen dibandingkan dengan 2019,” tulis keterangan tersebut.
Manajemen mengaku, situasi berat dihadapi ketika PPKM Darurat diterapkan pada awal Juli 2021 melalui penutupan gerai selama dua bulan.
Saat itu, Matahari menutup sementara 117 gerai, sedangkan gerai yang tetap buka hanya di 31 lokasi dengan berbagai pembatasan, seperti ketentuan kapasitas maksimum, jam operasional, dan lain-lain.
Setelah pemerintah mulai mengizinkan mal buka dan makan di tempat dengan batasan waktu September 2021, kebijakan positif lainnya turut mengikuti yakni anak-anak di bawah usia 12 tahun diizinkan memasuki mal.
Hal ini turut mendongkrak pendapatan Matahari sehingga naik 23,6% year-on-year (yoy) dari Rp3,3 triliun per kuartal III-2020 menjadi Rp4,08 triliun pada periode ini.
Rinciannya, penjualan eceran menyumbang sRp2,51 triliun, penjualan konsinyasi Rp1,55 triliun, dan pendapatan jasa Rp8,4 miliar.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan juga membengkak, menjadi minus Rp1,48 triliun dari semula minus Rp1,36 triliun per kuartal III-2020.
Matahari pada periode ini mencatat penurunan total liabilitas menjadi Rp4,71 triliun. Padahal, per akhir 2020 total liabilitas Matahari sebesar Rp5,73 triliun. Sebaliknya, total ekuitas naik menjadi Rp1,05 triliun, dari Rp581,1 miliar per akhir tahun lalu.
Adapun kas dan setara kas Matahari per kuartal III-2021 tercatat sebesar Rp468,5 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan Rp523,9 miliar per akhir 2020. Sementara itu, total aset juga turun dari Rp6,31 triliun menjadi Rp5,77 triliun pada periode ini. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Aprilia Ciptaning pada 03 Nov 2021