Kredit dan Laba Himbara Diperkirakan Hanya Tumbuh Satu Digit

Sulistya - Kamis, 20 Juni 2024 06:23 WIB
Ilustrasi ATM Link untuk Bank BUMN atau Himbara. (BNI)

Jakarta, Jatengaja.com - Berbagai sektor ekonomi, termasuk industri perbankan di Indonesia terdampak signifikan akibat kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.

Baru-baru ini, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memproyeksikan bahwa pertumbuhan kredit dan laba Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) hanya akan mencapai single digit pada tahun 2024.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bagaimana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat kondisi ini dan apa dampaknya bagi industri perbankan yang selama ini didominasi oleh kredit industri?

Tanggapan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa kondisi fundamental perbankan di Indonesia pada April 2024 tetap kuat, resilien, dan stabil.

Pernyataan ini didukung oleh data pertumbuhan kredit yang mencatat angka 13,09% year-on-year (yoy) menjadi Rp7.311 triliun. Lebih spesifik lagi, pertumbuhan kredit pada Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 mencapai 15,75% atau Rp3.807 triliun.

Pertumbuhan kredit yang signifikan ini ditopang oleh kemampuan likuiditas bank yang relatif terjaga, dengan rasio likuiditas yang jauh di atas ketentuan yang ditetapkan.

"Pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan target pertumbuhan tahun 2024, yang mana target kredit KBMI4 pada tahun 2024 sebesar Rp3.983 triliun atau tumbuh 8,5% you dengan target laba sebesar Rp177,75 triliun," ujar Dian melalui jawaban tertulis, dikutip Rabu, 19 Juni 2024.

Dampak pada Industri Perbankan

Kekhawatiran mengenai pertumbuhan kredit dan laba yang hanya mencapai single digit memang tidak dapat diabaikan. Mengingat selama ini, sektor industri mendominasi penyaluran kredit perbankan.

Namun, dengan pertumbuhan kredit yang konsisten dan komitmen perbankan yang tinggi, OJK optimis bahwa industri perbankan akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dian Ediana Rae menekankan bahwa pertumbuhan kredit ini melanjutkan tren positif dari periode sebelumnya. Bank-bank di Indonesia menunjukkan dukungan dan komitmen yang tinggi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

OJK juga mengimbau bank-bank untuk terus melakukan pemantauan berkala atas perkembangan kondisi makroekonomi ketika menjalankan strategi pencapaian target kinerja Rencana Bisnis Bank (RBB) 2024.

Performa Kuartal I di KBMI 4

Pada kuartal I-2024, laba bersih KBMI 4 memang hanya tumbuh tipis, dan tingkat pertumbuhannya pun lebih kecil jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelunya.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI/BBRI) membukukan laba bersih Rp15,88 triliun atau tumbuh 2,5% yoy. Laba bersih PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pun hanya tumbuh 1,13% yoy menjadi Rp12,7 triliun.

Kemudian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI/BBNI) hanya mencatat kenaikan laba bersih sebesar 2% yoy menjadi Rp5,32 triliun. Hanya PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) di jajaran Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 yang mencatat pertumbuhan laba bersih double digit, tepatnya sebesar 11,7% yoy ke angka Rp12,87 triliun.

Pertumbuhan laba bersih bank KBMI 4 cenderung mini jika dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada kuartal I-2023, BRI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 27,4% yoy, Bank Mandiri 25,2% yoy, BNI 31,8% yoy, dan BCA 43% yoy. (-)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 19 Jun 2024

Editor: Sulistya
Bagikan

RELATED NEWS