Inggris Kembali Dipimpin Wanita Setelah Liz Truss Terpilih Jadi Perdana Menteri
London, Jatengaja.com - Negara Inggris kembali dipimpin wanita seorang wanita, setelah Liz Truss berhasil terpilih menjadi Perdana Menteri Inggris mengungguli lawannya Rishi Sunak dalam kontes kepemimpinan Partai Konservatif.
Hal ini berdasarkan hasil pemungutan suara yang dimumkan Senin 5 September 2022, Liz Truss mendapatkan 81.326 suara (57%) sedangkan lawannya Rishi Sunak meraih 60.399 suara Sunak (43%). Itu berarti dia menang dengan mayoritas yang nyaman, meskipun itu lebih ketat dari yang diperkirakan beberapa orang.
Liz Truss, yang sejak awal difavoritkan akan menggantikan PM Inggris Boris Johnson pada pemilihan Partai Konservatif dan menjadi pemimpin wanita ketiga di negara tersebut. Truss mengatakan itu adalah "kehormatan untuk terpilih" saat dia berterima kasih kepada partainya.
- Semester I 2022, SIG Catatkan Laba Rp829 Miliar
- Bongkar Penyalahgunaan BBM Subsidi, Polda Jateng Sita 85,1 Ton Pertalite dan Solar
- Hingga Juni 2022, Mitra Terjamin Jamkrindo Capai 5 Juta
- Kisah Wisni, Raup Omset Ratusan Juta Lewat Fesyen Batik WDrupadi
- Telin dan Expereo Jalin Kemitraan untuk Perkuat Pasar Global
Dalam pidato singkat setelah hasilnya diumumkan, Liz Truss mengucapkan terima kasih kepada Perdana Menteri Boris Johnson yang akan keluar. "Anda menyelesaikan Brexit. Anda menghancurkan Jeremy Corbyn. Anda meluncurkan vaksin dan Anda menentang Vladimir Putin", katanya dilansir dari trenasia.com jaringan Jatengaja.com.
Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya setelah gelombang menteri meninggalkan pemerintahannya karena serangkaian kontroversi. Dia akan mengunjungi Ratu di Kastil Balmoral di Skotlandia untuk secara resmi mengajukan pengunduran dirinya. Tak lama setelah ini, Truss juga akan bertemu dengan Ratu yang akan mengundangnya untuk membentuk pemerintahan.
Dia menghadapi tantangan untuk membantu rakyat Inggris mengatasi krisis biaya hidup yang memburuk karena melonjaknya tagihan energi. Truss hari ini menegaskan kembali janjinya untuk memotong pajak dan menumbuhkan ekonomi.
"Saya akan mengatasi krisis energi yang berurusan dengan tagihan energi masyarakat, tetapi juga menangani masalah jangka panjang yang kita miliki tentang pasokan energi."
Truss menjadi wanita ketiga yang menjadi Perdana Menteri Inggris setelah Margaret Thatcher yang memimpin negara tersebut pada 1979 hingga 1990 dan Theresa May yang menjabat 2016-2019. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 05 Sep 2022