Ilmuan NASA Temukan Planet Raksasa, 5 Kali Lebih Besar dari Bumi
Jakarta, Jatengaja.com – Para ilmuwan NASA menemukan sebuah planet raksasa yang diduga terdiri dari karbon padat berbentuk seperti berlian, yang memiliki ukuran lima kali lebih besar dari Bumi.
Penelitian NASA menunjukkan bahwa planet yang beri nama PSR J1719-1438bi dulunya adalah bagian dari sebuah bintang. Namun, karena interaksi ekstrem dengan bintang neutron—yang juga merupakan pulsar milidetik—lapisan luarnya terkelupas, menyisakan inti kaya karbon. Di bawah tekanan dan suhu tinggi, karbon tersebut diyakini mengkristal menjadi struktur menyerupai berlian.
“Ini adalah salah satu contoh paling unik dari transformasi objek langit. Planet ini pada dasarnya adalah intan raksasa yang mengorbit pulsar,” ujar seorang peneliti dari tim NASA dikutip TrenAsia jariangan Jatengaja.com, Minggu 6 April 2025.
- Arus Balik Pemudik Dipermudah, BRI Dirikan Posko BUMN di Titik-Titik Ramai
- BRI Dorong UMKM Kembangkan Warisan Budaya, Unici Songket Silungkang Sukses Ekspor
- Orang Terkaya Dunia Terdampak Kebijakan Tarif Donald Trump, Rp3.444 T Raib dalam Sehari
- Kunjungi Stasiun Tawang Semarang, Kapolri Dorong Pemudik Balik Lebaran Gunakan Kereta Api
- Wunut, Desa BRILiaN yang Tak Hanya Maju, tapi Juga Peduli untuk Warga
Pulsar milidetik sendiri adalah bintang neutron yang berputar sangat cepat, hingga ratusan kali per detik, dan memancarkan gelombang radio seperti sinyal suar. Gravitasi kuatnya mampu merusak struktur bintang pendamping, menjadikan fenomena seperti PSR J1719-1438b mungkin terjadi.
Penemuan planet berlian tak berhenti di situ. Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA sebelumnya juga mengidentifikasi planet unik lainnya, yaitu 55 Cancri e. Terletak sekitar 41 tahun cahaya dari Bumi, planet ini dijuluki sebagai “super-Earth” karena ukurannya dua kali lebih besar dari Bumi dan massanya sembilan kali lipat.
Planet ini mengorbit bintang induknya hanya dalam waktu 17 jam, menjadikannya sangat dekat dengan sumber panasnya. Suhu di permukaan 55 Cancri e diperkirakan mencapai 2.400 derajat Celsius, cukup untuk menciptakan lautan lava dan membuat permukaannya terus-menerus meleleh.
Meski ekstrem, 55 Cancri e menunjukkan adanya atmosfer sekunder, kemungkinan besar terbentuk akibat aktivitas vulkanik. Gas yang dilepaskan dari permukaan lava membentuk atmosfer yang terus berubah, menandakan adanya proses geologis aktif.
Yang paling menarik, riset menunjukkan bahwa sepertiga massa planet ini kemungkinan terdiri dari berlian dan grafit. Komposisi ini membuatnya berbeda jauh dari Bumi, yang didominasi oleh silikat dan logam.
Penemuan dua planet ini menjadi titik penting dalam studi eksoplanet dan evolusi bintang. Menurut para peneliti, keberadaan planet berlian menunjukkan betapa beragamnya proses pembentukan planet di galaksi kita.
- Cukup Scan, Transaksi QRIS di Lebaran Jadi Simpel dengan BRImo
- Dukung Kelestarian Ekosistem Laut NTB, BRI Menanam ‘Grow & Green’ Transplantasi Terumbu Karang
- 70 Ton Beras Digelontorkan untuk Gerakan Pangan Murah
“Temuan ini membantah asumsi lama bahwa komposisi planet selalu serupa dengan Bumi. Karbon bisa menjadi elemen dominan di banyak planet, bahkan menciptakan dunia yang terbuat dari intan,” jelas ilmuwan senior NASA.
Selain memperluas pemahaman tentang struktur planet, temuan ini juga membuka kemungkinan masa depan eksplorasi ruang angkasa dan sumber daya. Planet-planet kaya karbon bisa menjadi target dalam pengembangan teknologi penambangan luar angkasa di masa depan, meski saat ini masih sebatas imajinasi.
Dengan teknologi observasi canggih seperti James Webb, para ilmuwan kini memiliki peluang lebih besar untuk mengidentifikasi planet-planet ekstrem di luar sistem surya. PSR J1719-1438b dan 55 Cancri e menjadi bukti bahwa semesta menyimpan dunia-dunia yang tidak hanya asing, tapi juga menakjubkan. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Bagaskara pada 06 Apr 2025