Pesawat Air India Alami Kecelakaan, Ini Makna Boeing Selalu Diawali dan Diakhiri Angka 7

SetyoNt - Jumat, 13 Juni 2025 21:27 WIB
Seorang berjalan melewati puing-puing di lokasi jatuhnya pesawat setelah sebuah pesawat Air India yang hendak menuju Bandara Gatwick di London mengalami kecelakaan saat lepas landas dari bandara di Ahmedabad, India, pada 12 Juni 2025.

Jakarta, Jatengaja.com - Sebuah pesawat Air India yang dijadwalkan terbang ke London jatuh setelah lepas landas dari kota Ahmedabad India yang menyebabkakan lebih dari 240 orang tewas. Insiden ini menjadi bencana penerbangan terburuk dalam satu dekade terakhir di dunia.

Dilansir dari Reuters, pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang membawa 242 penumpang dan hendak menuju Bandara Gatwick di selatan London, mengalami kecelakaan dan menabrak asrama perguruan tinggi kedokteran Kamis 12 Juni 2025. Dari seluruh penumpang, hanya satu orang yang selamat.

Satu-satunya korban selamat merupakan warga negara Inggris keturunan India dan saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit, demikian dikonfirmasi oleh pihak maskapai. Pria tersebut menceritakan kepada media India bahwa ia mendengar suara keras sesaat setelah penerbangan AI171 lepas landas.

Diketahui, pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang jatuh berusia 12 tahun. “Pesawat Boeing 787-8 berusia 12 tahun itu berangkat dari Ahmedabad pukul 13.38, membawa 230 penumpang dan 12 awak,” tulis Air India di X.

Bicara soal pesawat Boeing, kenapa seri pesawat Boeing selalu diawali dan diakhiri dengan angka 7?

Konvensi penamaan pesawat Boeing dimulai pada tahun 1950-an, ketika mereka merilis pesawat komersial bertenaga jet pertama, yaitu 707. Sejak saat itu, hampir semua pesawat jet buatan Boeing mengikuti pola penamaan 7X7, seperti 727, 737, 747, hingga 787, dengan hanya sedikit pengecualian.

Tiga digit awal pada nama pesawat Boeing dapat dianggap sebagai nomor model, namun nama lengkap pesawat menyimpan lebih banyak informasi teknis. Seperti halnya Airbus dan produsen pesawat lainnya, penamaan pesawat Boeing tidak hanya berhenti pada tiga angka dasar.

Antara tahun 1956 hingga 2016, Boeing menggunakan kode pelanggan sebagai bagian dari sistem penamaan pesawat mereka, berbeda dengan Airbus yang menggunakan jenis mesin sebagai penanda tambahan. Kode pelanggan ini bersifat unik untuk masing-masing maskapai yang mengoperasikan jenis pesawat tersebut.

Mengapa pesawat komersial dalam seri 700 perusahaan harus diakhiri dengan angka tujuh?

Sementara, dilansir dari Simple Flying, dari sudut pandang pemasaran, pola simetris 7X7 dianggap lebih menarik dibandingkan gaya penamaan lainnya seperti 7X0 yang tidak simetris. Pola ini juga terdengar enak saat diucapkan, dan bahkan penumpang yang tidak memiliki pengetahuan tentang dunia penerbangan pun cenderung lebih mudah mengingat nama pesawatnya.

Pesawat modern pertama buatan Boeing justru diberi nama 367-80, bukan menggunakan pola penamaan seri 700. Pesawat ini merupakan model awal yang dikembangkan oleh Boeing, dan menjadi cikal bakal dari pesawat 707.

Selain itu, sempat beredar sejumlah spekulasi mengenai asal-usul penamaan seri pesawat Boeing. Salah satunya adalah anggapan bahwa angka 707 menunjukkan jumlah penumpang yang dapat diangkut. Namun kenyataanyya, tipe pesawat terbesar Boeing saat itu, yaitu 707-329C, hanya mampu membawa sekitar 219 penumpang.

Sistem penomoran Boeing dirancang agar mudah diacu, sehingga memudahkan para insinyur dalam membedakan berbagai produk dalam portofolionya.

Penataan ulang internal Boeing pada tahun 1950-an, saat mereka beralih dari pesawat baling-baling ke pesawat jet komersial, menjadi latar belakang munculnya standar penamaan “7X7” untuk pesawat komersial seperti 707, 737, dan 777.

Secara historis, sistem ini menggunakan penomoran berurutan seiring munculnya produk-produk baru. Penomoran lengkapnya mencakup angka 100 untuk model sebelumnya, 200 untuk desain sayap tunggal generasi awal, 300 dan 400 untuk pesawat komersial yang digerakkan baling-baling.

Kemudian 500 untuk pesawat bermesin turbo, 600 untuk rudal dan perangkat bertenaga roket, 700 untuk pesawat jet komersial, 800 yang saat ini belum digunakan, dan 900 untuk kapal laut. Boeing juga pernah menggunakan kode 929 untuk proyek kapal hidrofoil.

Lantas, kenapa pesawat seri 700 selalu diakhiri dengan angka tujuh?

Dari sudut pandang pemasaran, angka yang simetris atau berulang biasanya lebih menarik dan lebih mudah diingat oleh konsumen. Tak heran jika hingga kini seri Boeing 747 dikenal sebagai salah satu ikon legendaris yang menjadi kebanggaan produsen pesawat asal Amerika Serikat tersebut.

Beberapa seri pesawat Boeing yang masih aktif digunakan antara lain 737, 747, 777, dan 787. Sementara, seri-seri lama seperti 707, 717, 727, dan 757 sudah tidak lagi diproduksi atau digunakan secara luas.

Boeing sendiri masih mempertahankan beberapa seri andalannya, seperti 737 dan 747. Khusus untuk 737, Anda mungkin familiar dengan varian terbarunya, yakni 737 MAX, yang sempat menjadi perhatian publik.

Boeing bukan sekadar nama di dunia penerbangan, melainkan juga warisan bersejarah dalam penerbangan dunia. Logo serta sistem penamaan pesawatnya merepresentasikan kekuatan, keunggulan, dan inovasi yang telah menjadi tonggak kepemimpinan Boeing di industri ini selama beberapa dekade.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 13 Jun 2025

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS