Penjualan Naik, SBI Raih Pandapatan Kuartal Pertama Tahun 2022 Senilai Rp2,9 Triliun
Jakarta, Jatengaja.com - PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Tbk pada kuartal pertama 2022 mencatat pendapatan yang meningkat 13,39% menjadi Rp2,9 triliun.
Meningkatkan pendapatan ini seiring dengan meningkatnya volume penjualan semen domestik sebesar 12,55% menjadi 2,99 juta ton.
Direktur Utama SBI, Lilik Unggul Raharjo mengatakan di tengah situasi bisnis yang berat masih mampu mempertahankan kinerja positif melalui peningkatan laba periode berjalan sebesar 14,10% menjadi Rp178 miliar.
- Gubernur Jabar, Ridwan Kamil Ikut Langsung Pencarian Anaknya Emmeril Kahn di Bern Swiss
- PSSI Akan Jual 9.000 Tiket Pada Laga Timnas Indonesia VS Bangladesh
- Pengamat Nilai Ganjar Telah Kecewakan Megawati, Abaikan Teguran Soal Banjir Rob di Semarang
- SRC Berkomitmen Bawa Transformasi dan Digitalisasi UMKM Toko Kelontong Indonesia pada HUT Ke-14
- Geliat Pengurus dan Kader PDI Perjuangan di Daerah Terus Wacanakan Puan Capres 2024
Namun, adanya fluktuasi harga batu bara sehingga mempengaruhi kenaikan biaya energi dalam proses produksi semen dan beban pokok pendapatan.
“Sehingga laba kotor terkontraksi 6,54 persen menjadi Rp614 miliar,” katanya dalam rilis, Sabtu 28 Mei 2022.
Lilik menambahkan sinergi yang semakin solid bersama SIG dan kerja sama strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC), membantu SBI bertahan dalam industri yang masih mengalami kondisi market overcapacity.
Perusahaan mencapai peningkatan volume penjualan semen domestik sebesar 12,55% menjadi 2,99 juta ton, sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pasar semen nasional year-on-year pada kuartal pertama tahun 2022.
Peningkatan ini berkontribusi pada total volume penjualan semen dan terak yang naik sebesar 7,29% menjadi 3,39 juta ton pada kuartal pertama tahun 2022.
Lini bisnis beton jadi turut mengalami peningkatan volume penjualan sebesar 27,69% atau menjadi 272 ribu m3, dan agregat naik 12,40% menjadi 154 ribu ton.
“Kenaikan biaya energi masih akan terus membayangi kinerja industri semen dan industri pengguna batu bara lainnya,” ujar Lilik.
Menurutny dampak dari krisis energi global yang dipicu cuaca dan konflik antar negara yang mendorong lonjakan permintaan batu bara dari negara-negara eksportir, salah satunya Indonesia.
Selagi tetap memenuhi kebutuhan pasar yang ada saat ini, SBI akan meneruskan fokus untuk menjalankan operasional yang efisien dan ramah lingkungan, serta menghadirkan solusi produk dan layanan berkelanjutan.
“Karena itulah gambaran besar masa depan industri bahan bangunan yang memiliki peran sentral dalam pembangunan berkelanjutan,” tegasnya. (-)