Pemprov Jateng Dukung Konsep Aglomerasi Solo Raya untuk Dorong Investasi di Wilayah Tersebut
Solo, Jatengaja.com - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) mendukung konsep aglomerasi Solo Raya, melalui kemudahan pelayanan perizinan berinvestasi serta dukungan infrastruktur.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno menyatakan, konsep aglomerasi Solo Raya bertujuan untuk mendorong investasi melalui pemusatan kegiatan ekonomi di Solo dan sekitarnya.
Dengan Kota Solo sebagai sentra atau pusat investasi, sedangkan daerah sekitarnya seperti Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Sragen, serta Wonogiri sebagai penyangga.
- Ayo Peduli Lingkungan dengan Ikut Kompetisi Bumi Berseru Fest
- GSMA M360 Digital Nations Awards 2024, Telkom Peroleh Penghargaan Internasional
- BRI Komitmen Bantu Pelaku UMKM dan Petani Durian di Pekalongan
- Kerja Sama Strategis BRI dan BKN Jadi Langkah Baru untuk Tingkatkan Layanan Keuangan
- DPRD Salatiga Audiensi ke Muh Haris Soal Pencabutan Perpres 53
“Kami mendukung gagas aglomerasi Solo Raya berarti berfikirnya tidak lagi parsial, tetapi semua daerah di kawasan dipikirkan bersama menjadi daerah sentra dan penopang,” kata Sumarno di sela acara Focus Group Discussion (FGD) Optimalisasi Aglomerasi Solo Raya di Hotel Paragon, Kota Solo, Jumat (25/10/2024).
Menurut Sumarno, apabila aglomerasi Solo Raya dapat terwujud dan berjalan dengan baik, maka dapat ditiru oleh daerah-daerah lain di Jateng, seperti Banyumas Raya, Tegal Raya, dan Semarang Raya.
“Untuk itu kepada semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pencapaian aglomerasi Solo Raya untuk memperhatikan lingkungan,” ujarnya.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng, Harry Nuryanto Soediro dalam kesempatan sama mengatakan, enam daerah aglomerasi Solo Raya memiliki potensi ekonomi cukup kuat.
Salah satunya dari sektor industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menyumbang investasi bagi Jateng.
"Langkah strategis ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan di Solo Raya," katanya.
Sementara Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Nurul Ichwan mengatakan, konsep aglomerasi yang akan dikembangkan adalah dengan membangun ekosistem industri ekstraktif dengan pemanfaatan sumber daya alam, perkebunan, perikanan, dan lainnya. Selain itu juga sektor industri tersier atau jasa yang berpusat di Surakarta.
“Investasi di kawasan Solo Raya berkontribusi sebesar 19 persen terhadap realisasi investasi Provinsi Jateng,” tandasnya.
Realisasi investasi periode 2019 - Triwulan III 2024 terbesar di Kawasan Solo raya adalah Boyolali sebesar Rp20.265 miliar, kemudian Klaten Rp9.915 miliar, Karangnyar Rp8.722 miliar, Sukoharjo Rp4.339 miliar, Wonogiri Rp8.261 miliar, Sragen Rp4.406 miliar, serta Kota Surakarta Rp3.657 miliar. (-)