Presiden Jokowi Tegaskan Kebijakan Penghentian Ekspor Bahan Mentah Terus Dianjutkan

Minggu, 26 Februari 2023 23:25 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

Presiden Jokowi Buka Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indonesia.png
Presiden Joko Widodo (Jokowi) (Foto: Istimewa)

Semarang, Jatengaja.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kebijakan untuk penghentian ekspor bahan mentah akan terus dilanjutkan, meski medapatkan perlawanan dari negara besar. 

Setelah nikel, menurut Presiden Joko pada Juni 2023 akan menghentikan ekspor bauksit. Selanjutkan secara bertahap akan menghentikan ekspor bahan mentah timah, tembaga, emas, dan lainnya.

“Kita pasti akan dimusuhi banyak negara yang bergantung bahan mentah dari kita. Apapun resikonya, pemimpin Indonesia berikutnya harus berani dan tetap melanjutkan hilirisasi ini,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri pada Rakornas Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Padma Semarang, Minggu (26/2/2023).

Lebih lanjut Kepala Negara menyataan Indonesia akan menjadi bangsa yang besar karena memiliki sumber daya alam melimpah dan masih belum dikelola secara optimal.

“Makanya saya selalu tekankan, stop ekspor barang mentah. Alihkan jadi ekspor barang jadi atau setengah jadi. Meskipun resikonya kita dimusuhi banyak negara lain,” tandasnya.

Presiden Jokowi mencontohkan saat Indonesia menghentikan ekspor Nikel pada 2020. Keputusan itu digugat oleh Uni Eropa dan Indonesia kalah. 

"Kita tidak boleh menyerah dan kembali ekspor bahan mentah, sampai kapan pun negara ini tidak akan jadi negara maju. Kita harus terus melawan. Kita ajukan banding atas keputusan itu," tegasnya.

Sementara, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo dalam acara yang sama menyatakan proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) bukan hanya sekadar memindahkan pusat pemerintahan semata. 

Lebih dari itu, IKN merupakan gagasan rancangan Indonesia di masa depan atau future nation yakni sebuah negara yang memadukan kekayaan dan keindahan alam dengan teknologi tanpa mengesampingkan kearifan lokal.

“70 persen wilayah IKN berupa area hijau. Di IKN nanti 80 persen kebutuhan energinya bersumber dari energi terbarukan. Smart Living, Smart City diciptakan dan semua layanan masyarakat lewat teknologi,” ujarnya.

Dari gagasan dan konsep itu lanjut dia, peluang mewujudkan kemandirian di berbagai sektor semakin terbuka lebar. Karena, dengan lahirnya IKN, maka akan lahir tatanan baru, kebutuhan baru, pekerjaan baru dan mindset baru.

"Dalam rangka menuju ke sana, sumber daya manusia harus kita siapkan sebaik-baiknya. Sekolah, pondok pesantren, universitas, tempat-tempat kursus, laboratorium, para intelektual harus dioptimalkan. Inilah agenda panjang yang mesti kita kerjakan dengan gotong royong,” ujar Ganjar. (-)