Konglomerat Korsel Temui Presiden Prabowo, Komitmen Tambahh Investasi Senilai Rp28,6 Triliun

Senin, 28 April 2025 22:57 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

prabowo.jpg
Prabowo

Jakarta, Jatengaja.com - Delegasi sejumlah pengusaha Korea Selatan (Korsel) yang yang tergabung dalam Federasi Industri Korea (FKI) bertemu Presiden Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 28 April 2025.

Para konglomerat Korea Selatan atau yang sering disebut chaebol berkomitmen untuk menambahkan investasi seni;ai  US$1,7 miliar atau sekitar Rp28,6 triliun (kurs Rp16.825) dalam proyek-proyek strategis.

Pertemuan tersebut diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi dan membuka lebih banyak peluang untuk kerja sama investasi antara Indonesia dan Korea Selatan di berbagai sektor strategis.

“Ada 19 perusahaan Korea Selatan yang menemui Presiden Prabowo hari ini,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dilansir dari Trenasia.com jaringan Jatengaja.com.

Airlangga juga mengatakan, belasan pelaku industri asal Korea Selatan tersebut telah menanamkan modalnya ke Indonesia senilai US$15,4 miliar atau sekitar Rp259,5 triliun.

Dia menambahkan, beberapa konglomerat Korea Selatan juga berkomitmen untuk meningkatkan investasi sebesar US$1,7 miliar atau sekitar Rp28,6 triliun dalam proyek strategis.

“Perusahaan Korea mengapresiasi Bapak Presiden yang secara terbuka dan mendengar satu per satu. Itu membuat mereka mengapresiasi keterbukaan pemerintah di Indonesia,” ungkapnya dalam konferensi pers usai pertemuan.

FKI terdiri dari 420 perusahaan besar Korea Selatan, di antaranya Lotte, Hyundai Motor Group, Samsung Electronics, LG, Samyang, Poongsan, Hanwha Group, hingga DB Group.

Selain itu, perusahaan manufaktur baja Posco dan perusahaan di sektor layanan keuangan perbankan, asuransi, dan investasi KB Financial Group, juga turut serta dalam rombongan konglomerat Korea Selatan yang menemui Prabowo.

Rombongan perusahaan Korea Selatan kali ini dipimpin oleh Kepala Lotte Group Shin Dong-bin. Ia memimpin delegasi pengusaha Korsel selama kunjungan ke Indonesia pada 28-29 April. FKI berencana memanfaatkan kunjungan ini untuk membangun jaringan dengan pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo, yang dilantik pada Oktober tahun lalu.

Kepala Divisi Hubungan Internasional FKI Kim Bong-man menyatakan, hubungan bilateral antara Korea Selatan dan Indonesia belum mengambil langkah resmi di bawah pemerintahan Indonesia yang baru.

Seperti yang dilaporkan The Korea Times, 20 April 2025, Kim Bong-man mengatakan, tujuan delegasi ini adalah membuka peluang memperluas kerja sama sektor swasta melalui upaya bersama antara kelompok bisnis dan perusahaan.

Menurut FKI, Indonesia adalah mitra dagang utama Korea Selatan di Asia Tenggara, berkat populasi terbesar keempat di dunia yang mencapai 282 juta orang serta cadangan nikel terbesar.

FKI juga mencatat, perdagangan bilateral antara kedua negara mencapai US$20,5 miliar atau sekitar Rp45,5 triliun pada tahun lalu, menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang terbesar ke-13 bagi Korea Selatan.

Seperti diketahui FKI sendiri berdiri sejak 1961, dan telah menjadi bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi Korea Selatan. FKI berdiri sejajar dengan organisasi ekonomi terkemuka lainnya, seperti Kamar Dagang dan Industri Korea, Asosiasi Perdagangan Internasional Korea, dan Federasi Usaha Kecil Korea.

Selama FKI menyasar berbagai sektor usaha, dengan 38,1% di industri manufaktur, 8,6% di grosir dan retail, 6,4% di layanan bisnis, 3,6% di sektor transportasi, dan 1,9% di elektronik dan gas.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 28 Apr 2025