Ganjar Serahkan Bantuan Guru Agama dan Bidang Keagamaan Senilai Rp434 Miliar

Selasa, 21 Februari 2023 22:32 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

agama hibah.jpg
Ganjar Serahkan Bantuan Guru Agama dan Bidang Keagamaan Senilai Rp434 Miliar (Jatengaja.com/dok. Humas Pemprov Jateng)

Sragen, Jatengaja.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menyerahkan bantuan hibah guru agama dan bidang keagamaan tahun anggaran 2023 senilai total Rp434 miliar. 

Bantuan hibah itu rutin diberikan setiap tahun dengan sasaran kelompok guru atau pengajar agama, rumah ibadah, bantuan operasional sekolah, dan lembaga pendidikan agama. 

“Kami harapkan bisa memberikan insentif kepada mereka. Nggak banyak, tapi inilah bentuk perhatian yang kami berikan,” katanya usai memberikan arahan dan menyerahkan bantuan hibah keagamaan secara simbolis di Pondok Pesantren Hidayatul Muhtadin, Klandungan, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Senin (20/2/2023).

Bantuan senilai total Rp434 miliar itu terdiri atas bantuan Insentif  Pengajar Keagamaan senilai Rp277.066.000.000 yang disalurkan kepada 230.830 orang, bantuan operasional sekolah daerah (BOSDA) Madrasah Aliyah (MA) senilai Rp27.404.150.000 kepada 182.361 siswa.

Kemudian, hibah bidang keagamaan senilai Rp30.486.700.000 untuk 790 lembaga, serta hibah bidang pendidikan keagamaan senilai Rp99.046.000.000 untuk 2.256 lembaga.

“Total Rp434 miliar, itu ada untuk bangunan, ada Bosda, sarpras, insentif. Untuk semua. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya karena beberapa insentif untuk guru keagamaan itu ternyata mereka bertambah jumlahnya," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, pemberian insentif kepada pengajar atau guru agama itu merupakan bentuk apresiasi. Sebab, guru agama telah menjadi agen yang mengajarkan kedamaian, kebaikan, toleransi, serta mendidik budi pekerti anak-anak. 

“Nilai-nilai yang sangat bagus dalam konteks menjaga harmoni kebhinekaan serta moderasi umat beragama,” tandasnya.

Ganjar berharap para guru agama mengajarkan hubungan beda agama sera nilai hubungan antarmanusia. Sehingga ke depan akan bisa menjadi warga yang rukun, punya nilai-nilai yang sangat bagus. 

“Sehingga berteman dengan yang beda suku, agama, ras semua sudah terbiasa, bukan kemudian mereka saling mengelompokkan diri, dan kemudian saling memusuhi. Ini harapan kami,” harapnya.

Insentif itu diberikan kepada pengajar Madrasah Diniyah, pondok pesantren, dan TPQ untuk agama Islam, pengajar di sekolah minggu untuk Kristen/Katolik, Pasraman untuk agama Hindu, Vijjalaya untuk agama Buddha. (-)