Djarun Grup Gelontorkan dana Rp800 Miliar Untuk Beli Aset Fiber Optik

Kamis, 01 Desember 2022 08:25 WIB

Penulis:Redaksi

Tower_Bersama.webp
Sarana Menara Nusantara

JAKARTA – Emiten menara telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mengumumkan penyelesaian transaksi pembelian aset fiber optik senilai Rp800 miliar milik PT Alita Praya Nusantara (Alita).

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, pembelian tersebut dilakukan melalui cucu usaha perseroan, PT BIT Teknologi Nusantara.

“Penyelesaian transaksi berdasarkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli telah dilakukan melalui penandatanganan Akta Jual Beli Aset No. 252 tanggal 30 September 2022,” tulis Sekretaris Perusahaan TOWR, Monalisa Irawan, Senin 3 Oktober 2022.

Presiden Direktur TOWR, Ferdinandus Aming Santoso menjelaskan, aset fiber optik sepanjang 10.800 kilometer ini dapat menghasilkan pendapatan (revenue generating fiber), dengan nilai kontrak jangka panjang dan tidak dapat dibatalkan sebesar lebih dari Rp855 miliar.

“Aset Alita yang berkualitas tinggi merupakan pelengkap dari 110.000 kilometer fiber yang menghasilkan pendapatan yang telah dimiliki iForte dan dapat meningkatkan pelayanan kami untuk tower fiber dan jasa konektivitas,“ kata Ferdinandus dalam keterangan resmi.

Sebagai informasi, PT BIT Teknologi Nusantara merupakan anak usaha dari PT Iforte Solusi Infotek yang bergerak di bidang penyelenggara jaringan tetap tertutup berbasis VSAT dan fiber optik.

Adapun kinerja keuangan emiten milik Grup Djarum tercatat membukukan penghasilan usaha senilai Rp5,3 triliun pada semester I-2022. Naik 33,9% dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp3,97 triliun.

TOWR juga mencatatkan laba bersih mencapai Rp1,69 triliun, meningkat 0,1% dibanding dengan tahun lalu senilai Rp1,68 triliun.

Masing-masing segmen bisnis TOWR menunjukkan pertumbuhan yang baik. Penghasilan dari segmen tower pada semester I-2022 mencapai Rp4,28 triliun atau tumbuh 30,7% dari tahun sebelumnya.

Penghasilan dari segmen Tower Fiber mencapai Rp479,6 miliar atau tumbuh 83,5%. Kemudian, penghasilan dari segmen Connectivity mencapai Rp555,3 miliar atau tumbuh 27,9%.