Daerah Rawan Bencana Dipetakan

Semarang, Jatengaja.com - Daerah rawan bencana dipetakan menjelang puncak musim hujan. 

Rapat koordinasi dilakukan untuk pemetaan diikuti BNPB, Polda Jateng, Kodam, BBWS, dan BPBD dan mengundang kepala daerah 35 kabupaten/kota untuk memetakan wilayah berisiko tinggi bencana di Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan, kepala daerah tidak boleh menunggu bencana datang. 

• Disiapkan Relokasi untuk Korban Longsor Banjarnegara dan Cilacap
• Dukung Terwujudnya Ketahanan Pangan Nasional, Bank Mandiri Bantu Petani Kebumen Hindari Gagal Panen
• Penuhi Janji, Industri Biomassa Gorontalo Serap Pekerja Lokal dan Beroperasi secara Bebas Deforestasi

Sekembalinya dari rapat ini, kepala daerah sebagai pengendali wilayah sudah bisa menyiapkan upaya pencegahan.
Menurut Luthfi, pencegahan dimulai dari tingkat desa. Jawa Tengah menyiapkan lebih dari delapan ribu Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk memperkuat mitigasi. 
“Hari ini kita melakukan mapping daerah-daerah high-risk—rawan longsor, rawan banjir, gunung berapi, dan sebagainya. Kita bahas item per item,” kata Luthfi di Semarang, Selasa 18 November 2025.
Pencegahan

“Minimal bupati dan wali kota sudah punya mapping untuk memberikan peringatan dini, pencegahan pada masyarakat,” katanya.
Gubernur menekankan pentingnya kesiapan jalur evakuasi, lokasi pengungsian, hingga tata cara penanganan cepat di masing-masing daerah.
Gubernur juga meminta seluruh wilayah mewaspadai puncak hujan Desember–Februari. Kejadian bencana di Banjarnegara dan Cilacap disebutnya menjadi pengingat penting.

• Mengenal Bahan Bakar Alternatif Bobibos dari Jerami
• Perusahan Kontruksi Asal Fujian Tiongkok Berminat Investasi di Jawa Tengah
• Kontribusi TNI untuk Petani Jateng Diapresiasi Gubernur Ahmad Luthfi

 “Semua harus siaga. Jangan sampai kejadian itu terulang kembali,” ucapnya.
Luthfi menyebut beberapa daerah seperti Temanggung, Purworejo, Brebes, Batang, dan Rembang sudah memiliki roadmap kesiapsiagaan. Sementara itu, pemerintah provinsi memastikan Belanja Tidak Terduga (BTT) siap digunakan jika bencana terjadi.
“Tapi harapan kita, tentu jangan ada bencana sehingga BTT tidak terpakai,” katanya. (-)